top of page

PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

 

1. Banjir

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.

Beberapa upaya penanggulangan banjir sebagai berikut:

 

A. Pastikan selokan atau sungai dilingkungan bersih, jika masih banyak sampah b uatlah

perkumpulan untuk gotong royong membersihkan selokan.

 

 

 

 

 

                   

​          

 

 

 

 

 

B. Banyaknya penggundulan hutan juga salah satu penyebabnya, mereboisasi dapat membantu mencegah banjir.

C. Hindari pembangunan rumah di sekitar sungai, karena hal tersebut dapat membuat lahan sungai menjadi sempit.

D.Membangun tanggul di sungai untuk meminimalisir luapan air.

​

  1. Angin Puting Beliung

Puting beliung 

 

adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit..Beberapa upaya pencegahan yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut:

                     •Sebelum datangnya angin

  1. Dengarkan siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini cuaca setempat.

 

 

Waspadalah terhadap tanda-tanda bahaya sebagai berikut: langit gelap, hujan es dengan butiran  besar,awan rendah serta hitam dan besar seringkali berputar, suara yang keras seperti kereta api cepat.

 

                     •Saat datangnya angin

 

​

​

​

​

​

​

​

​

​

  1. Bila ada keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker).

  2. Jika berada di dalam bangunan seperti pusat perbelanjaan, Gedung pencakar langit, rumah sakit, perkantoran, anda harus ke ruangan yang telah disiapkan yang dianggap aman seperti basement, ruangan anti badai, atau tingkat lantai paling bawah.

  3. Jika anda berada di dalam kendaraan maka segeralah keluar dari kendaran anda serta carilah tempat perlindungan terdekat.

 

 

 

           Jika berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan

  1. Tiaraplah pada tempat serendah mungkin, saluran air terdekat atau sejenisnya sambal tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan lengan anda.

  2. Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan laying, atau senjenisnya. Anda akan lebih aman tiaraap pada tempat yang datar dan rendah.

  3. Jangan melarikan diri dari angin putting beliungdengan menggunakan kendaraan bila di daerah berpenduduk.

  4. Hati-hati terhadap benda-benda yang diterbangkan angin putting beliung. Hal ini dapat menyebabkan kematian atau cidera serius.

 

  1. Tanah Longsor

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.

Beberapa upaya pencegahan yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut:

 

  1. Tidak membangun rumah persis di bawah lereng atau tebing.

  2. Jangan menebang pohon yang ada di lereng.

  3. Cara lain yaitu bisa membuat benteng atau beton.

  4. Waspada apabila hujan deras turun terus menerus.

  5. Hindari medirikan bangunan diatas tebing.

  6. Mencegah tanah longsor dengan tidak membuat sawah di lereng.

  7. Tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai.

  8. Tidak memotong tebing tegak lurus.

  9. Membuat terasering dengan bentuk berundak

 

 

      Gempa Bumi

 

Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi.

Beberapa upaya pencegahan yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut:

  1. Membangun konstruksi bangunan yang tahan getaran atau gempa. Hal ini bisa dilakukan terutama di daerah-daerah yang rawan terjadi gempa bumi. sebagai contoh adalah Jepang. Jepang adalah negara yang sangat rawan terjadi gempa, dengan demikian bangunan-bangunan yang ada di Jepang pun dirancah agar tahan dengan gempa.

  2. Memperkuat bangunan agar sesuai dengan standar kualitas bangunan.

  3. Untuk fasilitas umum, harus dibangun dengan kualitas tinggi.

  4. Memperkuat bangunan- bangunan vital yang sifatnya penting dan sering dikunjungi banyak orang.

  5. Merencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah yang rawan gempa bumi.

  6. Zonasi daerah-daerah yang yang rawan gempa bumi dan juga pengaturan lahan.

  7. Membekali pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya mengetahui cara-cara penyelamatan ketika terjadi gempa bumi.

  8. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan juga praktek penyelamatan diri dari bencana gempa bumi.

  9. Turut serta dalam pelatihan berbagai program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, dan juga dalam pelatihan pemadam kebakaran serta pertolongan pertama ketika menghadapi bahaya.

  10. Selalu mempersiapkan alat-alat yang penting, seperti pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan lainnya.

  11. Melatih anggota keluarga untuk melakukan kegiatan yang tanggap darurat.

  12. Pembentukan kelompok penyelamat bencana alam.

 

 

 

.

 

       Tsunami

Tsunami adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam. 

Berikut penanggulanan bencana tsunami:

 

Perlindungan Garis Pantai

   Perlindungan garis pantai dilakukan dengan cara sebagai berikut.

   1. Penetapan peraturan tentang pembangunan wilayah pantai.

   2. Membangun tembok - tembok penahan dan pemecah air laut.

   3. Melestarikan hutan mangrove, menanamnya di pesisir dengan baik, dan tidak menebang sembarangan, atau tidak mengubah lahan mangrove menjadi tambak.

   4. Tidak mencemari sungai dengan limbah karena akan merusak laut.

   B. Sistem Peringatan Dini

   Sistem peringatan dini perlu dibangun untuk mendeteksi, menentukan lokasi, dan besaran potensi tsunami yang muncuk sebagai akibat gempa bumi atau getaran - getaran lainnya. Sistem ini selanjutnya memberikan informasi dan peringatan kepada pihak - pihak yang terkait dan kemudian kepada penanggung jawab di tingkat lapangan atau masyarakat yang mungkin terkena bencana. Informasi ini disebarluaskan lewat radio dan televisi.

 

   C. Pendidikan dan Pembelajaran

   Mempelajari dan memahami tsunami, baik penyebab, tanda - tanda, maupun sifat tsunami, dapat dilakukan dengan penyuluhan terhadap warga melalui pertemuan RT, mencari, memperoleh, dan berbagi informasi dari berbagai sumber, termasuk kisah korban tsunami, buku, media elektronik, dan lain - lain.

 

   D. Kemitraan

   Menjalin kemitraan dengan pihak - pihak dalam dan luar negeri yang dapat memberikan bantuan jika terjadi bencana tsunami.

 

   E. Pemetaan Kawasan Rawan dan Tempat Evakuasi

   Memetakan daerah yang paling rawan serta daerah yang layak untuk menjadi tempat evakuasi dan rute penyelamatan jika terjadi bencana.

 

   F. Penyiapan Posko Bencana

   Posko (pos komando) harus selalu ada dan siap, terutama di daerah yang rawan bencana tsunami. Tim satgas dan tim kesehatan harus selalu siap di posko yang telah disediakan. Dalam posko harus disiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam kondisi darurat.

 

   G. Satgas Penanganan Bencana

   Satgas terdiri atas unsur - unsur perangkat desa / kelurahan, tentara, polisi, dan relawan dari masyarakat yang berpengalaman dalam menangani bencana.

Picture1.png
Picture8.png
Picture6.png
Picture14.png
bottom of page